728x90 AdSpace

 photo qht_ok_zpse1396eb0.gif
  • Latest News

    Thursday, March 28, 2013

    JIN BUDHA MASUK ISLAM

     Dikisahkan oleh : Asep Wahyudin

    Teman wartawan koran republika, sedikit menulis cerita pengalaman saya. Pada tahun 2002, berikut ceritanya...

    Judulnya : JIN BU**A MASUK ISLAM

    Tak sulit bagi Asep Wahyuddin untuk membedakan apakah
    isterinya sedang kesurupan atau tidak. Pasalnya, sudah
    lebih dua tahun Tan Sun Fang, isterinya yang keturunan
    Tionghoa, bertingkah yang aneh-aneh mulai dari
    marah-marah, menendang, sampai berupaya mencekik
    lehernya. Seisi rumah dan tetangganya, di wilayah
    Bogor, pun sering disibukkan mencari cara untuk
    menghentikan ulahnya yang selalu kasar.


    Tapi, Jum'at malam itu (12/4), sang isteri yang biasa
    dipanggil Apong, bertingkah lain lagi. Tidak seperti
    biasanya, ia tiba-tiba mengajak Wahyu, suaminya,
    berdebat. "Ruh yang masuk ke dalam isterimu selama ini
    adalah iblis," katanya dengan suara kekanak-kanakan,
    suara yang lain dari Apong yang sebenarnya. Mendengar
    itu, Wahyu curiga jangan-jangan isterinya kini
    kerasukan lagi. "Dia jin yang mengaku-ngaku Dewi Kwan
    Im," suara dari mulut Apong , mengundangnya berdebat.

    Wahyu kini semakin yakin wanita yang berada di
    depannya tak lagi berujud sebagai isterinya. Untuk
    meyakinkan dirinya, dia mencoba mendekatkan telapak
    tangannya ke tubuh isterinya sambil membaca ayat-ayat
    al-Quran, surat an-Nas. Tak ada reaksi. Dia lalu
    memegang ubun-ubun isterinya sambil membaca ayat Kursi
    secara perlahan-lahan. Tangan Apong menepis, yang
    meyakinkannya, seperti pada hari-hari sebelumnya,
    bahwa wanita itu telah kerasukan lagi.

    "Saya tidak tahu kamu ini bangsa apa," tutur Wahyu,
    29, lulusan sekolah komputer di Jakarta. "Tapi saya
    punya keyakinan seperti banyak dikatakan orang, kamu
    pasti utusan Bu**a. Apakah Bu**a memang mengajarkan
    orang berbuat jahat?" Mendengar itu, Apong yang
    kerasukan menjawab kasar, "Kamu bego, mau ditipu oleh
    iblis! Kamu bego!" Wahyu lalu menasehatinya supaya tak
    terus-menerus mengganggu orang. "Kamu pulanglah,"
    pintanya, seraya meminta ayah-ibunya yang tinggal
    bersama mereka untuk membantunya melepaskan Apong dari
    kesurupan dengan membacakan ayat-ayat al-Quran dari
    surat al-Kafirun dan al-Nas.

    Hanya saja hal aneh terjadi lagi. Kala subuh, Tan Sun
    Fang yang biasanya rajin salat berjamaah di rumah,
    tiba-tiba sulit dibangunkan. Namun begitu bangun dari
    tidurnya, wanita berputera satu itu langsung menggelar
    sajadah, masih dengan pakaian tidurnya. "Ajari saya
    sembahyang," pintanya pada Wahyu yang langsung sadar
    bahwa istrinya kini 'bukan isteri saya' yang biasanya.
    Wahyu menyuruhnya mengambil mukenah, yang kemudian
    dikenakannya secara salah.

    Usai berwudhu', Wahyu kembali ke ruang salat, sebuah
    tempat yang sempit di sudut rumahnya, seraya melipat
    kasur yang biasa dipakainya tiduran. Wanita tadi, yang
    masih berdiri, mengikuti langkahnya dengan menggulung
    sajadah, mengira itu bagian dari prosesi sembahyang.
    Wahyu pun menghadap kiblat setelah memintanya
    mengikuti setiap gerakan salatnya.

    Selepas mengucap salam tanda usai salat, si wanita
    tiba-tiba berkata, "Terima kasih," dengan suara lirih.
    Lalu tubuhnya luruh ke lantai. Sambil memegang tangan
    kanan Wahyu, ia menyatakan permohonan maafnya atas
    segala perbuatan jahatnya selama ini. "Namaku Suan
    Su," akunya ketika ditanya identitasnya. "Saya
    sebenarnya suruhan Su*i Cend***asih," tegasnya lagi.
    Tugasnya adalah mengganggu hingga Apong murtad dari
    Islam.

    Karena mengaku belum bisa salat, Wahyu menuntunnya
    membaca dua kalimat syahadat dulu. "Jadi, saya
    sekarang sudah Islam, ya," kata Suan Su lewat mulut
    Apong. Ia pun minta diajari membaca surat al-Fatihah
    sebagai bacaan wajib dalam salat, dan apa saja ajaran
    Islam yang dapat dilaksanakan sesuai kemampuan .
    Ketika ditanya dia bangsa apa, Suan Su mengaku
    terus-terang dirinya adalah bangsa jin yang selama ini
    diperintah oleh pendeta Su*i Cen****wasih untuk
    menggoda musuh-musuhnya.

    Nama yang disebut terakhir adalah seorang pendeta
    Bu**a di Palembang, tempat dulu Tan Sun Fang menjadi
    aktivis sebelum kemudian masuk Islam atas bimbingan
    Wahyu. Sambil bekerja sebagai petugas teller di Bank
    Pikko (dulu Bank Raharja Makmur), wanita yang fasih
    berbahasa Mandarin itu merupakan salah seorang pencari
    donatur paling aktif untuk Vih*ra Mai*reya, Palembang.
    Bahkan, ia sempat menjadi pembantu foyen yang bertugas
    menyebarkan agama Bu**a di wilayah Tobuali, Bangka.

    Suatu hari di tahun 1999, Wahyu ditugaskan atasannya
    di Bank Pikko pusat (Jakarta) terbang ke Palembang,
    untuk membenahi sistem informasi di kantor cabang,
    yang sedang dibenahi menyusul krisis ekonomi yang
    melanda dunia perbankan nasional. Di situlah ia
    bertemu Tan Sun Fang, yang di antara kawan-kawannya
    sekantor dikenal sebagai Ida Surya. Meski berasal
    dari Bandung, Wahyu tak canggung untuk menjalin cinta
    kasih dengan seorang perempuan keturunan Tionghoa.

    Setelah berpacaran selama satu tahun, dan menghabiskan
    sebagian besar gajinya untuk melakukan komunikasi
    melalui telepon interlokal dari Jakarta ke Palembang,
    Wahyu pun menikahi kekasihnya pada Mei 2000, di
    hadapan penghulu. Tan Sun Fang telah masuk Islam jauh
    hari sebelumnya, sesudah melalui serangkaian diskusi
    dengannya tentang kesamaan dan perbedaan antara Islam
    dan Bu**a. Tak lama kemudian salah seorang adiknya
    dari delapan bersaudara juga mengikuti jejaknya,
    meskipun ia dikaruniai umur lebih pendek dari dirinya.

    Namun, masuk Islamnya Tan Sun Fang harus dibayar
    mahal. Pada mulanyai ia tiba-tiba berubah dari wanita
    yang penuh keibuan menjadi perempuan yang keras. Ia
    pernah marah-marah minta diceraikan, tanpa alasan
    jelas. Syukurlah Wahyu sanggup mengatasi badai awal
    yang melanda perkawinannya. Hari-hari berikutnya
    adalah hari yang lebih sulit. Hampir setiap saat ia
    harus menjaga isterinya yang sedang hamil, dari
    kemungkinan serangan, entah dari makhluk apa, yang
    membuatnya bertingkah aneh-aneh bahkan bertindak
    kasar.

    Tentu saja Wahyu sekeluarga tak tinggal diam. Ia,
    dibantu para tetangga, mencari segala macam cara dan
    pengobatan bagi isterinya yang tiba-tiba, ketika
    sedang diserang, menolak segala jenis makanan. "Banyak
    orang bilang, isteri saya diserang oleh jin Bu**a,"
    katanya. Jika berada dalam kondisi biasa, Tan Sun Fang
    bersikap seperti layaknya seorang ibu. Sebaliknya bisa
    sudah muncul sedikit amarah di hatinya, ia langsung
    diserang, air mukanya berubah penuh amarah, terkadang
    berontak bila ada orang yang berusaha menyentuhnya.

    Selama dua pekan terakhir, sudah tak terdengar lagi
    suara ribut-ribut dari rumah kontrakan sederhana yang
    pintunya ditunggui burung kakak tua yang rajin menyapa
    para pedagang yang lewat di situ. Terakhir Suan Su
    datang lagi merasuk ke tubuh Apong yang sedang
    mendengar terjemahan al-Quran surat Al-Jin yang
    dibacakan Wahyu. Ia minta ikut salat berjamaah di
    musalla belakang rumah. Dari perbincangan dengannya,
    Wahyu mengetahui jin itu perempuan, berasal dari
    Pelembang, dan umurnya 124 tahun -- jin konon kawin
    kala berumur 170 hingga 200 tahun.

    Si jin juga sempat bertanya mengapa orang Islam
    menghadap Kiblat. Dijelaskannya bahwa Kiblat adalah
    arah di mana terdapat Baitullah, yakni di Mekkah.
    "Pergilah kamu ke sana, belajar Islam," Wahyu
    menyuruhnya, seraya mengambil globe besar yang
    dimilikinya. Ketika datang lagi merasuki tubuh Apong
    keesokan harinya, Suan Su bertanya, "Kok salat di
    Makkah lama sekali, ya?" seraya mengaku dirinya telah
    bertemu dengan sejumlah jin Islam di sana, di
    antaranya yang laki-laki bernama Mustofa. Saat disuruh
    memindahkan tasbih yang dipegang Wahyu, ia mengaku tak
    bisa karena dunianya berbeda dari alam nyata.

    KH Jamaluddin Kaffie, pimpinan Pengajian Zikir dan
    dosen di Pesantren Al-Amien Prenduan yang sepuluh
    tahun terakhir bergelut dengan dunia jin, tak
    menafikan pengalaman Wahyu sekeluarga. Disebutnya,
    perlu pertahanan diri yang cukup kuat agar seseorang
    bisa menguasai jin, apalagi hingga berhasil
    mengajaknya masuk Islam. Dalam kehidupan sehari-hari,
    Wahyu maupun Apong memang rajin membaca al-Quran,
    selain berpuasa di hari-hari menjelang krisis yang
    seringkali diketahuinya melalui mimpi. "Masih perlu
    waktu dan pertahanan lebih kuat lagi, kalau diinginkan
    jin itu tak merasuk ke tubuh seseorang, dan bisa
    disuruh-suruh," kata Kyai Jamal.

    Namun, Wahyu tak ingin bertindak lebih jauh, misalnya
    sampai isterinya meneken kontrak kerjasama dengan Suan
    Su sehingga mereka saling terikat satu sama lain. Ia
    sudah merasa bangga bisa mempertahankan keutuhan rumah
    tangganya, apalagi bisa membantu isterinya bertahan
    dari segenap gangguan dan serangan musuh-musuh agama.
    "Kami hanya berdoa, jika Suan Su benar-benar jin, dia
    bisa menyebarkan Islam di kalangan bangsa jin yang
    berada di luar jangkauan dakwah kita," tutur Wahyu
    yang belakangan ini bekerja sebagai programer lepas di
    beberapa perusahaan dan lembaga swasta.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    4 comments:

    1. HMMMMM...
      moga-moga suan su tidak menimbulkan masalah yg lebih besar lagi nantinya.
      Khawatirnya ntar yg lain semacem pai su chen, tie pat kai, sun go kong, dll malah ikut2an rusuh.

      Apalagi kalo si biksu Fa Hai nya yg kirim mantra...
      Hehehehe

      ReplyDelete
      Replies
      1. Buddha agama damai bro, nggk mgkn smpe segitinyan:)
        Ingat aja agama terbaik didunia agama apa :)
        Buddha gg memaksa orang untuk masuk agamanya, dan di buddhist tidak ada yang namanya jin

        hukum karma : sesuai benih yang ditabur, maka itulah yg akan diperoleh

        Delete
    2. cara download doa ruqyah mp3 dibawah gimana......
      apa nama ayat nya..( dari surat apa dan ayat berapa..??)

      ReplyDelete
    3. Aneh kok gitu y mungkin agama tercampur buddha dan islam jadi begini

      ReplyDelete

    Item Reviewed: JIN BUDHA MASUK ISLAM Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top